Kamis, 16 Mei 2013

KULTUR JARINGAN TANAMAN TEBU


KULTUR JARINGAN TANAMAN TEBU

Tanaman Tebu ( Saccaharum officinarum, L ) merupakan tanaman perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri, sebab didalam batangnya terdapat zat gula.
A. Syarat tubuh tebu di dalam pembudidayaannya adalah :
1. Curah Hujan Pertumbuhan tanaman tebu pada masa vegetatif menuntut jumlah hujan bulanan minimal 100 mm selama 6-7 bulan sedang masa generatif mentut 2-4 bulan kering untuk proses kemasakan tebu ( curah hujan bulanan kurang dari 100 mm ) sedangkan curah hujan tahunan 1500 – 3000 mm Pertumbuhan tebu normal membutuhkan pertumbuhan vegetatif selama 6-7 bulan, dalam masa itu jumlah air yang dibutuhkan untuk evapotranspirasi adalah 3-4 mm air perhari berarti jumlah hujan bulanan selama masa pertumbuhan tebu minimal 100 mm. Lawat fase vegetatif tebu memerlukan 2-4 bulan kering ( <100 mm ) untuk proses kematangan tebu bila curah hujan diatas evapotranspirasi akan berakibat kemasakan tebu terhambat dan kadar gula rendah .Curah hujan yang tinggi pada waktu tanaman tebu mencapai umur masak akan menyebabkan pembentukan gula rendah. Sebab, sinar matahari terhalangi oleh awan, sehingga proses fotosintesis terhambat sekaligus proses pembentukan gula terhambat, terbentuknya rendemen rendah, dan tebu mencapai masak optimal terhambat pula
2. Intensitas cahaya Radiasi sinar matahari dibuthkan untuk membentuk kamar tumbuh akan mengatur pertunasan dan perpanjangan batang tebu serta dipakai untuk fotosintesis yang menghasilkan gula.
3. Angin Kecepatan angin kurang dari 10 km/jam sangat baik untuk pertumbuhan tebu, oleh karena itu angin dapat menurunkan suhu dan kadar gas asam arang (CO2) disekitar tajuk tebu. Kecepatan angin lebih dari10 km/jam didertai hujan lebat akan merugikan tanaman tebu karena dapat meningkatkan penguapan
4. Suhu Suhu optimal untuk pertumbuhan tebu berksar 24°– 30° C sedangkan beda suhu musiamn tidak lebih dari 6°C. Beda suhu siang dan malam di dataran tidak lebih dari 10°C. 5. Kelembapan Kelembapan nisbi tinggi dapat membentuk kabut yang dapt menghalangi radiasi cahaya matahari sehingga proses fotosintesis terhambat.Kelembapan udara nisbi tidak banyak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tebu, asal cukup tersedia air dalam tanah
Tahapan Kultur Jaringan Tebu :
1. Penyiapan media
a)      Penyiapan tabung-tabung kultur
b)      Penuangan larutan media
c)      Kegiatan pemasakan media
d)     Penutupan tabung-tabung kultur
e)      Kegiatan sterilisasi
f)       Penyimpanan media pada ruang inkubasi media
Media yang digunkan untuk perkembangbiakan kultur jaringan tebu adalah media MS dengan penggunaan ZPT untuk MS I adalah kinetin dan 2,4 D sedangkan pada MS II ZPT yang digunakan adalah kinetin dan IAA ( Komposisi media MS I dan MS II terlampir ). Dalam kegiatan pembuatan media harus menghasilkan media yang bebas dari mikroba. Oleh karena itu media yang dibuat harus disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121ÂșC, tekanan 1,5 psi selama 30 menit. Kemudian media yang dibuat tersebut dituang dalam botol yang sudah steril tadi lalu ditutup dengan alumunium foil.
Media yang terkontaminasi kemungkinan disebabkan karena kondisi laboratorium dan ruang pertumbuhan yang kurang steril serta tabung kultur yang tidak steril. Kondisi laboratorium yang tidak pernah dilakukan sterilisasi menggunakan formalin kemungkinan juga mempengaruhi proses pembiakan secara kultur jaringan. Penggunaan formalin ditujukan agar dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme phatogen sebagai sumber kontaminan bahkan dapat membuat mikroorganisme tersebut mati. Jadi formalin sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran pembiakan kultur jaringan.
2. Inisiasi
a)      Pengambilan eksplan
b)      Pembersihan eksplan
c)      Persiapan laminar
d)     Kegiatan penanaman/inokulasi
e)      Penyimpanan hasil inisiasi pada rak kultur
Dalam melakukan kegiatan inisiasi pengenalan eksplan sangat dibutuhkan, karena apabila kita mengetahui sifat fisiologi dari eksplan tersebut maka akan lebih mudah dalam melakukan perkembangbiakan secara kultur jaringan ini. Keadaan eksplan juga sangat menentukan sekali dalam kultur jaringan. Apabila keadaan eksplan tersebut tidak sehat atau tidak sesuai dengan kriteria sebagai eksplan yang baik maka kemungkinan besar hasil yang akan di dapat tidak akan optimal.
Adapun kriteria-kriteria tanaman Shaccharum officinarum yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah sebagai berikut:
                             A.     Bebas hama dan penyakit
Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai bahan eksplan harus bebas dari hama dan penyakit tanaman. Hama yang biasa menyerang pada tanaman ini adalah penggerek pucuk, penggerek batang. Sedangkan penyakit yang sering muncul adalah penyakit mozaik yang disebabakan oleh virus. Tanda-tanda tanaman Shaccharum officinarum apabila terserang oleh penggerek pucuk adalah terdapat lorong gerek pada ibu tulang daun, deretan lubang gerekan, lorong gerek yang lurus di bagian tengah pucuk tanaman sampai ruas mudadibawah titik tumbuh. Sedangkan tanda-tanda apabila tanaman Shaccharum officinarum terserang penggerek batang adalah timbulnya bercak-bercak putih bekas gerekan pada daun, terdapat lorong gerekan pada bagian dalam pelepah serta terdapat lorong gerekan pada ruas-ruas. Penyakit mozaik yang disebabkan karena virus ini akn menimbulkan noda atau garis berwarna hijau dan kuning pada daun yang sejajar dengan bekas pembuluh.
                             B.     Umur tanaman Shaccharum officinarum antara 5-6 bulan
Keadaan eksplan dalam umur fisiologi juvenil akan cenderung lebih cepat berkembang dibandingkan dengan eksplan yang umur fisiologinya mendekati masa mature. Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai eksplan yang mempunyai umur fisiologi mendekati mature seringkali mengalami browning yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian pada tanaman tersebut.
Inisiasi adalah kegiatan penanaman eksplan pada media buatan yang telah mengandung nutrisi yng dibutuhkan oleh tanaman. Sebelum melakukan kegiatan inisiasi langkah awal yang ahrus dilakukan adalah sterilisasi bahan tanam. Sterilisasi bahan tanaman (eksplan) merupakan hal penting yang dapat menentukan keberhasilan penanaman secara in vitro. Eksplan yang akan ditanam harus bebas dari mikroorganisme kontaminan. Tahap sterilisasi sering menjadi kendala utama dalam perbanyakan tanaman secara in vitro. Apalagi pada tanaman tebu yang mempunyai kandungan senyawa fenol yang cukup tinggi. Untuk tanaman Shaccharum officinarum ini tehnik sterilisasi yang digunakan sedikit dengan tanaman yang lainnya, karena eksplan yang diambil dari pucuk berbentuk pelepah yang apabila dilakukan perendaman dengan clorox atau detergent akan menimbulkan kemungkinan browning dan kontaminasi yang cukup besar. Oleh karena itu pada tanaman ini sterilisasi yang dilakukan hanya dengan melakukan penyemprotan dengan alkohol 96 % yang kemudian dibakar diatas lampu bunsen.
Pada divisi inisiasi ini penanam bertugas menyiapkan eksplan dalam kondisi yang steril sehingga dapat ditumbuhkan pada media yang sesuai dengan tanaman tersebut.
Inisiasi tanaman Tebu ( Shaccharum officinarum ) :
                   C.     Sterilisasi eksplan ( diluar laminar ) :
1. Mengambil pucuk tebu ± 4 ruas
2. Mengupas pelepah tebu damn memotongnya menjadi lebih kecil ( ± 20 cm )
3. Mencuci dengan air mengalir
4. Membawa kedalam Laminar
                 D.    Sterilisasi eksplan ( didalam laminar ) :
1. Menyemprot eksplan menggunakan alcohol 96 %
2. Membakar eksplan yang telah disemprot dengan alcohol pada lampu Bunsen
3. Eksplan siap ditanam
                             E..     Inisiasi eksplan :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengupas pelepah tebu hingga mendapatkan bagian yang diinginkan
3. Memotong pucuk ± 10 cm
4. Memotong pucuk menjadi lebih kecil ( 2 cm )
5. Menanam pada media MS 1
6. Menyimpan pada ruang pertumbuha

DAFTAR PUSTAKA:
  • http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/10011843-teknik-pembibitan-tanaman-tebu-melalui-kultur-jaringan