Jumat, 22 Februari 2013

HIDROPONIK


HIDROPONIK

Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless. Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata di antaranya yaitu:
  • Paprika
  • Tomat
  • Timun Jepang
  • Melon
  • Terong Jepang
  • Selada

Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara ringkas dan praktis bertanam dengan cara hidroponik. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Macam-Macam Hidroponik
  • Static solution culture (kultur air statis)
  • Continuous-flow solution culture, contoh : NFT,DFT
  • Aeroponics
  • Passive sub-irrigation
  • Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
  • Run to waste
  • Deep water culture
  • Bubbleponics
  • Bioponic
  •  
Media Tanam Inert Hidroponik
Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di antaranya adalah:
  • Arang sekam
  • Spons
  • Expanded clay
  • Rock wool
  • Coir
  • Perlite
  • Pumice
  • Vermiculite
  • Pasir
  • Kerikil
  • Serbuk kayu 

Bahan-bahan untuk Hidroponik
Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan maskot, bisa berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga tanaman tahunan seperti kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot yang digunakan sebaiknya pot bertingkat, yang dilengkapi dengan wadah penampung air dibagian dasarnya.
Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya memiliki keunggulan mampu menjaga stabilitas temperatur media, akan tetapi cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara pot dari plastik lebih awet namun tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga stabilitas media tidak stabil.
Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu apung putih, batu zeolit, pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa nilon. Untuk menjaga sterilitas bahan, sebaiknya semua bahan direbus dulu sebelum dijadikan media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil tanaman yang telah tumbuh di dalam polybag dan siap direplanting kedalam pot.

Cara Penanaman
Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan didasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, di atasnya diberi batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air. Setelah akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan media tanam hingga dua pertiga bagian pot. Langkah selanjutnya isilah pot bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah). Sedang untuk pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik transparan selama dua minggu, letakkan ditempat yang teduh.

Formulasi Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan ke dalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan ketersediaan air dalam pot.
Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bisa juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Yang pemenuhannya bisa melalui daun, misalnya disemprot dengan Mamigro ataupun tambahan pupuk mikro dengan aplikasi seminggu sekali. Mengenai kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas akademika dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai berikut : Kebutuhan unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris (MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat).
Sedangkan unsur mikronya dapat dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram asam sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi, 0.02 asam molibdad dan 7.5 gram Fechelat. Cara pengaplikasiannya seperti dalam penggunaan NPK, yakni semua unsur baik makro maupun mikro dilarutkan kedalam 10 liter air. Salah satu bentuk budidaya hidroponik secara besar-besaran dalam greenhouse.

Keuntungan teknik hidroponik
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan selalu bersih sehingga peletakan tanaman dalam ruangan akan lebih fleksibel. Sehingga untuk mendisign interior ruangan rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Penggunaan tanaman buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya, menurut Santosa akan bisa menghasilkan penampakan tanaman yang dapat berbuah lebat sepanjang waktu. Kuncinya adalah dengan mengatur C/N ratio, yakni melalui pemangkasan pada cabang, batang dan daun yang tumbuh berlebihan. Disamping, pemangkasan juga akan merangsang pembungaan dan pembuahan.Selain itu, hidroponik juga alternatif pengganti tanah.

Referensi
  • Siti Istiqomah. Menanam Hidroponik. Penerbit: Ganeca Exact.
  • Pinus Lingga. 1984. Hidroponik: Bercocok tanam tanpa tanah. Penerbit: Niaga Swadaya.
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik


Senin, 11 Februari 2013

Pengujia kadar air benih


PENGUJIAN KADAR AIR BENIH



1.       Tujuan Pengujian Kadar Air Benih

Pengujian kadar air benih bertujuan untuk :
       Untuk mengetahui kadar air benih dengan menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian,
       Untuk membandingkan kualitas benih antar seed lot
       Untuk menduga storabilitas benih
       Untuk menentukan apakah nilai kadar air benih memenuhi peraturan yang berlaku.


2.       PENGERTIAN KADAR AIR

Yang dimaksud dengan kadar air benih adalah berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih.


3.       Peralatan Penetapan Kadar Air Benih
Peralatan yang diperlukan untuk penetapan kadar air benih tergantung metode yang digunakan, antara lain :
       Alat penghancur benih (grinding mill)
       Oven listrik yang dilengkapi dengan thermostat dan thermometer  dengan ketelitian 0,5 C,
       Wadah dari bahan porselin lengkap dengan tutup,
       Penjepit asbes dan sarung tangan,
       Desikator
       Timbangan analitik (ketelitian hingga 0,001 g),
       Saringan
       Alat pengukur kadar air metode cepat


4.       Pengaruh Kadar Air terhadap Kualitas dan Daya Simpan Benih

Benih sebagai organisma hidup, baik yang mengandung karbohidrat (serealia) ataupun minyak seperti halnya benih kacang-kacangan, penyimpanannya sangat ditentukan oleh pengaruh kadar air benih, jenis benih, tingkat kematangan, serta temperature penyimpanan.  Jadi dalam penyimpanannya (sebagai organisme hidup yang melakukan respirasi).  Dalam proses respirasi ini menghasilkan panas dan air dalam benih, maka makin tinggi kadar airnya respirasi dapat berlangsung dengan cepat yang dapat berakibat :

·      Berlangsungnya perkecambahan, karena didukung oleh kelembaban lingkungan yang besar / tinggi.
·      Kelembaban lingkungan yang tinggi merupakan lingkungan yang cocok bagi organisme perusak misalnya jamur, dengan demikian benih akan banyak mengalami kerusakan.

Benih akan mengalami kecepatan kemundurannya tergantung dari tingginya kadar air dan suhu.  Hal ini dapat dijadikan patokan sebagai berikut :

·      Bagi tiap terjadinya penurunan 1 % pada kadar air benih, umur benih akan bertahan sampai 2 kali,
·    Bagi tiap terjadinya penurunan 5 ºC suhu dalam penyimpanannya, umur benih akan bertahan sampai 2 kali.

“Artinya benih dengan kadar air 14 % apabila dibandingkan dengan benih yang berkadar air lebih kecil sampai batas 5 %, ternyata yang berkadar air lebih kecil akan dapat mengurangi kecepatan terjadinya kemunduran.  Jelasnya benih yang berkadar air lebih kecil dari 14 % umurnya akan lebih panjang.  Yang berkadar air 13 % akan dapat bertahan sampai 2 kali, yang berkadar air 12 % akan dapat bertahan sampai 4 kali dibandingkan dengan yang berkada r air 14 %.

Pemeliharaan kadar air benih agar paling tidak tetap berkisar antara 14 %  dan  5 % adalah merupakan perlakukan yang mantap.  Kemampuan hidup Jamur yang dapat mematikan benih adalah pada kadar air di atas 14 %,  sedangkan benih yang berkadar di bawah 5 % dapat dipercepat kemundurannya dikarenakan reaksi-reaksi fisiokimiawi.  Untuk menurunkan kadar air di bawah 5 %, sesungguhnya mengeluarkan air yang meruipakanan bagian dari susunan kimiawi benih.  Untuk menguranginya perlu dibantu dengan sedikit perusakan pada jaringan benih, sehingga dapat menurunkan viabilitas benih.




5.       Metode Pengujian Kadar Air

Cara pengujian kada air secara garis besarnya dapat digolongkan atas dua metode, yaitu :  Metode Dasar / standart dan Metode Praktis.  Pada metode dasar antara lain termasuk metode tungku (oven method).  Metode dasar terdapat dua cara yaitu ; pertama metode oven dengan suhu rendah konstan (105 ºC), dan kedua dengan metode oven dengan suhu tinggi konstan (130 ºC).  Pada metode praktis adalah dengan menggunakan “Moisture Tester”.  Pemilihan metode pengujian kadar air tersebut tergantung dari ketersiaan alat dan jenis benihnya.


a.       Metode Oven dengan Suhu Rendah Konstan (103 + 2) ºC

Metode oven dengan suhu rendah konstan (103 + 2 ) ºC  dilakukan untuk benih-benih seperti pada Tabel 1.
Penetapan kadar air dengan metode ini dilakukan dengan cara :
·      Membersihkan alat dan cawan sebelum dipakai, jika wadah (cawan dan tutup)      basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu 130 ºC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikataor;
     Menyalakan oven dan mengatur suhunya hingga mencapai (103 + 2) ºC,
      Timbang cawan dan tutup sebelum digunakan (M1),
Lakukan penghancuran ukuran benih yang besar dengan cara penggilingan dengan grinder atau diiris,
    Timbang contoh kerja sesuai dengan diameter wadah,
    Masukkan contoh kerja kedalam cawan dan timbang beserta tutupnya (M2),
    Masukkan cawan berisi contoh kerja dan tutup tersebut ke dalam oven,
    Buka tutup cawan, dan letakkan masing-masing tutup cawan disampingnya,
    Keringkan pada suhu (103 + 2) ºC selama (17 + 1) jam,
   Bila sudah selesai cawan ditutup, dan keluarkan dari oven dinginkan di dalam
desikator selama 30 – 45 menit.
    Timbang cawan beserta isi dan tutup (M3),
   Hitung kadar air benih,
Saat mengerjakan penetapan kadar air ini, kelembaban udara nisbi l     aboratorium harus kurang dari 70 %.

Tabel 1.  Jenis tanaman yang mengunakan metode oven suhu rendak konstan (103 + 2) ºC.
No
Nama Latin
Nama Indonesia
Waktu (Jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Allium cepa
Arachis hypogaea *)
Brassica
Capsicum spp
Glycine max *)
Gossypium spp
Solanum melongena
Sesanum indicum
Raphanus sativus
Ricinus communis *)
All tree species
Bawang
Kacang Tanah
Kool, Petsai, Sawi
Cabe
Kedelai
Kapas
Terong
Wijen
Lobak
Jarak
Semua tanaman pohon
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
*) Benih harus dihancurkan


b.      Metode Oven Suhu Tinggi KOnstan (130 – 133) ºC

Metode oven dengan suhu tinggi konstan (130 – 133) ºC, dilakukan untuk benih-benih seperti pada Tabel 2.
Prosedur penetapan kadar air dengan metode ini sama dengan metode oven suhu rendah konstan, namun untuk jagung suhu oven diatur pada (130 – 133) ºC selama 4 jam, dan untuk serealia lainnya 1 – 2 jam.
Tabel 1.  Jenis tanaman yang mengunakan metode oven suhu tinggi konstan (130 -133) ºC.
No
Nama Latin
Nama Indonesia
Waktu (Jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Apium graveolens
Asparagus officinalis
Beta vulgaris
Citrulullus lanatus
Cucumis spp
Cucurbita spp
Daucus carota
Hordeum vulgare *)
Lactuca sativa
Lycopersicum esculentum
Nicotiana tabacum
Oryza sativa *)
Pisum sativum *)
Phaseolus spp *)
Panicum spp
Sorghum spp *)
Spinacia oleracea
Triticum spp *)
Vigna spp *)
Zea mays *)
Seledri
Asparagus
Bit gula
Semangka
Mentimun
Waluh
Wortel
Jelai
Selada
Tomat
Tembakau
Padi
Kcg. Kapri
Kc. Hijau, buncis
Rumput gajah
Sorgum
Spinach
Gandum
Kc. Panjang  (kc. Tunggak)
Jagung
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
1,0
2,0
1,0
2,0
1,0
4,0



c.       Metode Cepat

Metode cepat atau metode praktis dilakukan dengan menggunakan moisture meter / moisture tester / grain moisture meter (alat pengukur kadar air).
Untuk penetapan metode cepat dengan moisture meter alat harus dikalibrasi terlebih dahulu, dan kalibrasi ini harus rutin dilakukan satu tahun sekali. 
Contoh pengecek kalibrasi dilakukan pada lima (5) tingkat kadar air, sedikitnya dua varietas.  Kelima tingkat tingkat kadar air tersebut harus mencakup kisaran / skala pada moisture meter.  Sebagai acuan kalibrasi digunakan metode oven.  Rata-rata dari 2 (dua) nilai dianggap sebagai nilai benar (True value), apabila perbedaan keduanya tidak lebih dari 0,3 %.  Bila perbedaan lebih dari 0,3 %, kalibrasi harus diulang.


6.       Toleransi


Perbedaan hasil perhitungan penetapan kadar air yang dihasilkan pada 2 ulangan tidak boleh lebih dari 0,2 %.  Jika lebih dari 0,2 % maka peneapan kadar air diulang.


7.       Laporan

Hasil penetapan kadar air dinyatakan dalam persentase dan ditulis dalam satu decimal serta mencantumkan metode yang digunakan.  Apabila penetapan kadar air dengan menggunakan moisture meter, maka dalam laporan hendaknya disebutkan merek dan tipenya.